Peran guru dalam pembelajaran
Bahkan kualitas pendidikan
bangsa ini banyak ditentukan oleh kualitas para gurunya. Guru adalah ‘bos in
the class’. Guru adalah orang yang bertatap muka langsung dengan peserta didik.
Sebagus apa pun dan semodern apa pun
sebuah kurikulum dan perencanaan strategis pendidikan dirancang, jika tanpa
guru yang berkualitas, tidak akan membuahkan hasil optimal. Artinya roda
komunitas yang bernama sekolah sangat diwarnai oleh kinerja dan mutu para
gurunya.
Pentingnya
peranan dan kualitas seorang guru berdampingan dengan banyaknya problematika
yang dihadapi oleh para guru. Hal yang mendasar pada problem tersebut adalah
‘KEMAUAN’ untuk maju. Apabila kita percaya tidak ada siswa yang bodoh dengan
multiple intelligences-nya masing-masing, maka kita juga harus percaya bahwa
‘tidak ada guru yang tidak becus mengajar’. Hanya saja kenyataan yang terjadi
adalah keengganan guru untuk terus belajar dan bekerja dengan baik disebabkan
oleh tidak adanya ‘KEMAUAN’ untuk belajar dan maju.
Ditegaskan UNESCO dalam laporan The
International Commission on Education for Twenty-first Century, yang
menyatakan bahwa "memperbaiki mutu pendidikan pertama-tama tergantung
perbaikan perekrutan, pelatihan, status sosial, dan kondisi kerja para guru; mereka
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, karakter personal, prospek
profesional, dan motivasi yang tepat jika ingin memenuhi harapan stakeholder
pendidikan" (Delors, 1996). Hal yang sama juga ditegaskan oleh
Harris (1990: 13) ”Without substantial continuing
growth in competence in personnel (teacher) serving in our elementary and
secondary schools, the entire concept of accountability has little meaning”.
Harris lebih lanjut menegaskan bahwa guru (pendidik) memiliki peran yang sangat
vital dan fundamental dalam mewujudkan accountability
penyelenggaraan dan pemberian layanan pendidikan yang bermutu; tanpa guru yang
memiliki kompetensi tinggi, upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan
dicapai dengan maksimal. Oleh karena itu, guru juga dikenal dengan istilah the key actor in the learning.
Guru
memiliki peran yang sangat vital dan fundamental dalam membimbing, mengarahkan,
dan mendidik siswa dalam proses pembelajaran (Davies dan Ellison, 1992). Karena
peran mereka yang sangat penting itu, keberadaan guru bahkan tak tergantikan
oleh siapapun atau apapun sekalipun dengan teknologi canggih. Alat dan media
pendidikan, sarana prasarana, multimedia dan teknologi hanyalah media atau alat
yang hanya digunakan sebagai teachers’
companion (sahabat – mitra guru).
Guru
memiliki peran yang amat penting, terutama sebagai agent of change melalui proses pembelajaran. Oleh karena itu, dengan adanya sertifikasi diharapkan guru agar
dapat lebih berperan secara aktif, efektif dan profesional. Hal tersebut tentu
saja tidak dapat dilakukan, ketika guru tidak memiliki beberapa persyaratan,
antara lain keterampilan mengajar (teaching
skills), berpengetahuan (knowledgeable),
memiliki sikap profesional (good
professional attitude), memilih, menciptakan dan menggunakan media (utilizing learning media), memilih
metode mengajar yang sesuai, memanfaatkan teknologi (utilizing technology), mengembangakan dynamic curriculum, dan bisa memberikan contoh dan teladan yang
baik (good practices) (Hartoyo dan
Baedhowi, 2005).
1) Teaching Skills
Guru yang profesional dapat dilihat dari keterampilan
mengajar (teaching skills) yang
mereka miliki. keterampilan mengajar yang dimiliki guru dapat dilihat dari
beberapa indikator antara lain:
a. Guru
sebagai pembimbing dan fasilitator yang mampu menumbuhkan self learning pada diri siswa;
b. Memiliki
interaksi yang tinggi dengan seluruh siswa di kelas;
c. Memberikan
contoh, pekerjaan yang menantang (challenging
work) dengan tujuan yang jelas (clear
objectives);
d. Mengembangkan
pembelajaran berbasis kegiatan dan tujuan;
e. melatih
siswa untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan mereka dan memiliki sense of ownership dan mandiri dalam
pembelajaran;
f. Mengembangkan
pembelajaran individu;
g. Melibatkan
siswa dalam pembelajaran maupun penyelesaian tugas – tugas melalui enquiry – based learning, misalnya
dengan memberikan pertanyaan yang baik dan analitis;
h. Menciptakan
lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif;
i. Memberikan
motivasi dan kebanggaan yang tinggi;
j. Pengelolaan
waktu yang baik.
2) Knowledgeable
Guru harus memiliki pengetahuan dan menguasai materi yang
diampu secara memadai, karena pengetahuan merupakan faktor utama dalam
membentuk profesionalisme seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh melalui: (1) academic – proses pendidikan formal, (2) practical session – pelatihan praktis, dan (3) life skills – kecakapan hidup yang diperoleh melalui berbagai
cara dan kegiatan.
3) Professional attitude
Sikap sangat berpengaruh terhadap profesionalisme sesorang
guru. Sikap tersebut antara lain: (1) independence
– mandiri dan tidak selalu tergantung pada orang lain, dan (2) continuous self-improvement.
4) Learning equipment/media
Guru dituntut mampu memilih, menggunakan dan bahkan
menciptakan media pembelajaran. Media sedapat mungkin disediakan secara memadai
dan lengkap (sufficient and complete), baik media/alat peraga sederhana
maupun modern. Tanpa perlengkapan dan media yang memadai, pembelajaran tak
mampu memberikan hasil yang optimal.
5) Technology
Guru diharapkan mampu memanfaatkan TIK, karena teknologi
informasi dan komunikasi dalam pendidikan memiliki peran sangat penting, karena
dapat membuat pembelajaran lebih bervariasi dan hidup (teaching more colourfull), apalagi jika diintegrasikan dengan
multimedia.
6) Curriculum
Guru harus menguasai dan mampu mengembangkan kurikulum yang responsive, yang mampu menjawab
tantangan dan kebutuhan masyarakat, dynamic
(berkembang sejalan dengan perkembangan jaman), dan flexible yang dapat diadaptasikan dalam berbagai situasi dan
kondisi, serta sesuai dengan kebutuhan siswa (students needs) merupakan suatu kebutuhan. Kurikulum yang dinamis
memiliki ciri: (1) disusun dengan baik (well
– organised), (2) memiliki nilai tambah (addedd value), bukan hanya berisi materi yang harus dipelajari
siswa, dan (3) terintegrasi (integrated)
dan bukan terkotak – kotak. Dengan kurikulum yang demikian ini, guru akan lebih
mudah dan terarah dalam mengembangkan dirinya menjadi guru yang profesional
tanpa harus terbebani karena kurikulum yang kaku, kurang fleksibel, dan
mengambang tidak jelas.
7) Good examples/practices
Pendidikan akan efektif apabila dibarengi dengan contoh atau
teladan yang baik pula. Pemberian teladan yang baik oleh guru menuntut guru
untuk senantiasa melakukan yang terbaik dan bertindak secara professional.
Contoh atau teladan yang baik dapat membangun karakter (character building) seperti kepemimpinan, sikap menghormati, membantu
orang lain, menjadi pendengar yang baik, bersikap demokratis, dan lain – lain.
Artikel ini disalin dari : http://blog.tp.ac.id/peran-guru-dalam-pembelajaran#ixzz2sA7cTXzz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar